Kamis, 26 Januari 2012

Aji dan Nasya



kicau burung pipit di pagi hari, memaksa aji untuk membuka matanya yang terasa berjuta ton menumpuk di pelupuk. dengan setengah merem dia raih handuk di tempat jemuran. perlahan dia masuki kamar mandi.



tak lama berselang, aroma semerbak muncul dari kamar. berbalut seragam warna biru dan putih, siswa smp itu langsung duduk di meja makan bersama kelima anggota keluarga yang lain.



setangkup roti bakar isi telur ceplok dan segelas susu disantapnya. setelah pamit pada kedua orang tua, tangannya pun menggamit tas dan menunggangi sepeda gunung warna hijau muda miliknya.



hanya butuh waktu 15 menit untuk aji sampai di smp gemintang tempatnya menuntut ilmu.



sesampainya di areal parkir, dia lihat dengan seksama deretan sepeda yang terparkir rapi. matanya kesana kemari mencari sebuah sepeda warna pink. sejenak kemudian matanya berbinar. sepeda warna pink telah terparkir dengan baik, yang berarti pemiliknya telah datang terlebih dahulu.



langsung saja dia berlari menuju lantai dua tempat sang pemilik sepeda warna pink. meskipun kelasnya terletak di bawah, tapi dia rela naik turun tangga setiap hari menuju kelas tersebut. maklum. aji kelas tiga, dan pemilik sepeda warna pink itu masih duduk di bangku kelas dua.



"ajii...!!"



sesosok suara yang tak asing ditelinganya menyembul dari balik punggung. "aji, udah sarapan?" tanya suara tersebut. "nasya bawa roti isi nih, aji mau?. dengan senyum manis aji mengangguk.



nasya adalah pemilik sepeda pink tadi. dia adalah pacar aji sekaligus cinta pertamanya.sudah hampir setahun mereka pacaran.



meskipun perutnya telah kenyang, namun aji tak ingin mengecewakan nasya. dia melahap roti isi tersebut dengan lahap. nasya pun hanya tersenyum dengan mata berbinar menyaksikan kekasihnya itu tampak sangat menikmati roti buatannya.



"ini kamu yang bikin sya?" tanya aji



"iya. aji suka?" jawab nasya.



aji hanya mengangguk, karena mulutnya penuh.



"aji, nanti malam sepulang les kita jalan-jalan yuk. katanya ada pasar malem di suralaya.." nasya merajuk



"mmm..gimana ya sya.." jawab aji menggoda



"ayo dong ji.. pliss" nasya menggamit lengan aji.



"ya udah, tapi janji ya ngga malem pulangnya.." jawab aji



"ok, nasya janji..nasya janjiii..." sambil memeluk lengan aji.



hati anak berambut ikal tersebut berbunga-bunga...






++




teeett.....



tanda bel pulang les meraung-raung...



dengan segera nasya mencari aji di kelasnya, untuk menagih janjinya. kebetulan mereka satu tempat les.



sang arjuna pun muncul. aji terbelalak melihat penampilan anggun nasya.



berdua mereka berjalan kaki menuju tempat pasar malem. kebetulan lokasinya berhadapan langsung dengan tempat lesnya. ditempat tersebut nasya menikmati berbagai wahana yang ada. tak lupa membeli gula-gula berbentuk balon yang seringan awan bernama arbanat kesukaannya.



setelah puas bermain. nasya mengajak aji duduk di tepian sungai yang terletak disamping tempat les yang telah sepi. sambil menikmati sisa gula-gula dan temaram rembulan mereka berbincang.



namun kali ini pertanyaan dan tingkah laku nasya benar-benar aneh. tak seperti biasanya.



nasya yang biasanya berdandan tomboy, kali ini tampak anggun dengan pakaian feminin yang dipilihnya. tapi yang lebih aneh adalah pertanyaan nasya pada aji sesaat sebelum mereka pulang.



"aji... kalau misalkan nasya pergi, aji sedih nggai?" tanya nasya



"kenapa kamu nanyanya begitu, sya? ada apa?" tanya aji



"ngga ada apa-apa kok. nasya pengen tahu aja. ayo jawab.." pinta nasya



"sekarang aji balik deh. nasya sedih ngga kalau aji pergi?" jawab aji



"kok ditanya balik tanya sih? ketus nasya



"karena jawabannya sama, sya.. aji gak mau kehilangan nasya. nasya juga kan" jawab aji



"emang kenapa sih? lanjut aji



nasya cuma tersenyum dan menyuapi aji dengan gula-gula..



"nasya cinta aji..." jawab nasya sambil memeluk aji.



"aji sayang nasya.." bisik aji ditelinga nasya.





++





seperti pagi sebelumnya. aji terbangun oleh kicau burung pipit.

setelah sarapan pagi dia pun bergegas ke sekolah.



tapi sesampainya di tempat parkir, sepeda pink tak tampak disana.



juga di kelas.



pulang pun tak tampak.



aji mengayuh sepeda gunungnya. bukan menuju rumahnya. tapi menuju rumah nasya.



alangkah terkejutnya aji mendapati berita dari pembantu nasya, bahwa gadis itu semalam pingsan dan sekarang dirawat di rumah sakit. ketika aji menanyakan perihal sebab pingsannya, pembantu itu hanya menggeleng tanda tak tahu.



langsung saja aji mengarahkan sepedanya menuju rumah sakit.



dengan peluh bercucuran aji menuju ruang perawatan nasya. hancur hatinya menyaksikan gadis pujaannya tergolek lemah dengan infus dan oksigen menempel disekujur tubuhnya.



"dia mengidap hemofili" ucap sang ayah.



"semalam dia mimisan dan darahnya tak mau berhenti sampai nasya pingsan" lanjut sang ayah menjawab pertanyaan aji.



tak lama kemudian suara nasya memanggil tanda siuman.



"aji...." ucapnya lirih



bergegas bocah remaja itu berlari menuju nasya.



"sya.. kamu kenapa?" ucap aji.



"aji.. nasya cinta aji.." ucap nasya lirih.



belum aji menjawab perkataan nasya, gadis tersebut kembali pingsan dengan hidung mengeluarkan darah segar. genggaman tangan nasya pun terlepas dari jemari aji.



segera sang ayah memanggil perawat. seluruh orang diruangan tersebut diminta keluar.



tak lama kemudian perawat tersebut keluar membawa berita terburuk yang mungkin di dapat oleh anak remaja seusia aji.



nasya meninggal dunia.



masih dengan pakaian seragam yang lusuh oleh keringat, aji berlari menuju bangsal nasya.



"nasya... kamu jahat!! kenapa kamu pergi ninggalin aji....??" tangis aji memeluk nasya yang telah tak bernyawa.



darah masih segar keluar dari hidung nasya membasahi baju aji. namun aji tak perduli. dunianya telah hancur saat itu.



"nasya......." tangis aji makin menjadi. namun tak ada yang dapat aji lakukan. bocah remaja itu pun akhirnya pingsan tak kuasa menahan kesedihan.



3 hari kemudian aji baru siuman.



segala upaya dilakukan orang tua aji untuk menghibur sang bocah. namun sia-sia. aji hanya menangis sambil memanggil nama nasya.



cinta pertamanya.





sejak saat itu, hampir setiap hari dia selalu sempatkan ke makam nasya.

nasya pergi dengan meninggalkan sebuah ucapan yang tak mungkin dapat aji lupakan seumur hidupnya.



"nasya cinta aji.."









sekian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar